TEMUKAN KETENANGAN JIWAMU DENGAN SHOLAT

Shalat adalah cara indah yang Allah SWT berikan kepada hamba-Nya, agar ia bisa lebih dekat dan akrab dengan-Nya. Melalui shalat, hati yang lelah bisa kembali kuat, pun demikinan jiwa yang bimbang akan terangkat dari godaan dunia yang seringkali menipu. Shalat mengarahkan hidup kita pada kebajikan dan pahala yang besar di sisi Allah SWT. Ibadah ini menjadi tempat untuk bernaung dari hiruk-pikuk dunia, menghadirkan ketenangan, dan menjadi jalan sejati menuju keselamatan dari segala kesulitan hidup. Berkenaan dengan hal di atas, Rasulullah SAW pernah bersabda yang ditujukan kepada kepada Bilal ra:

أرِحْنا بها يا بلالُ 

Artinya: Tenangkan kami dengannya, wahai Bilal. (HR. Al-Iraqi)

Dalam teks hadist tersebut, yang dimaksud dengan perkataan Nabi SAW “Tenangkan kami dengannya” adalah dengan shalat, karena shalat merupakan tempat menemukannya ketenangan hati, serta sarana melepaskan diri dari gemerlap dunia yang sifanya sementara, juga bentuk keterikatan diri pada kehidupan akhirat beserta kenikmatan abadi di dalamnya yang hanya disediakan bagi orang-orang yang menegakan shalat. 

Jika kita cermati perilaku para pendahulu kita dari kalangan para ulama kaum salafus shalih, mereka adalah generasi yang paling bersungguh-sungguh dan konsisten dalam mengikuti dan memelihara petunjuk-petunjuk Rasulullah SAW. Bagi mereka, shalat tidak hanya dijadikan sebagai bentuk pemenuhan atas arkanul islam, tapi lebih dari itu, mereka telah menjadikannya sebagai tempat untuk beristirahat dari kesibukan hidup dan kenikmatan dunia. Mereka mendirikan shalat dengan hati yang khusyuk serta melaksanakannya dengan sebaik-baiknya, sehingga dalam shalat itu mereka menemukan ketenangan, kedamaian, dan getaran hati saat bermunajat kepada Rabbnya selama ia berdiri di hadapan-Nya.

Baca Juga : Fiqih Qurban

Bahkan beberapa orang mereka sangat menjaga agar shalatnya lama dan panjang, demi meraih kebahagiaan, pahala, dan ketenangan yang sempurna seperti yang dilakukan Abdullah bin az-Zubair pernah membaca surat Al-Baqarah, Ali ‘Imran, An-Nisa, dan Al-Ma’idah dalam satu rakaat tanpa merasa bosan atau lelah.

Begitu juga Muslim bin Yasar, ketika ia shalat, ia seperti pasak yang tertancap kuat di atas tanah tidak bergerak ke kanan maupun ke kiri karena begitu khusyuk dalam hadirnya hati ketika melaksanakan shalat.

Perlu difahami bahwa shalat pada dasarnya mampu membimbing seseorang menuju pada ketenangan jiwa melalui pengagungan Sang Pencipta dan pengakuan atas keesaan-Nya dalam setiap rakaat yang dikerjakan. Disamping turut menempa jiwa seorang Muslim dalam menghadapi ujian dunia, dan mengajarkan kesabaran serta keteguhan hati. 

Dalam hal ini al-Qur’an seringkali mengaitkan antara shalat dan sabar dalam berbagai ayat, diantaranya firman Allah SWT:

وَاسْتَعِينُوا بِالصَّبْرِ وَالصَّلَاةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلَّا عَلَى الْخَاشِعِينَ

 

Artinya: “Dan mintalah pertolongan dengan sabar dan shalat. Sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.” (QS. Al-Baqarah: 45).

Untuk itu, selama seorang muslim senantiasa mengikatkan diri dengan shalatnya, maka ia akan mendapatkan kenyamanan dan ketenteraman hati yang terus-menerus, apa pun ujian dan keadaan hidup yang ia hadapi.

Wallahu’alam

Al-Faqir Dr. H. Faizal Pikri

Post Info :
Share this :

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Picture of Pondok Pesantren Azzakiyyah

Pondok Pesantren Azzakiyyah

Popular Post

Scroll to Top